Sabtu, 25 Februari 2017

Identifikasi Pupuk

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
 KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN


                                                                                             ­­


Oleh

                                        Nama                   : Syaiful Anwar
                                        NIM                    : 16/18387/EP
                                        Kelas                   : SMBP-A
                                        Jurusan                : Sosial Ekonomi Pertanian
                                        Acara 1                : Identifikasi Pupuk
                                        Kelompok            : 6
                                  

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2017



  I.  ACARA 1                                        : Identifikasi Pupuk
 II. TANGGAL PRAKTIKUM     :  03 Februari 2017
III. TUJUAN                                          :  Mengenal berbagai jenis pupuk dan
                                                                        mengidentifikasi sifat-sifat pupuk.
IV. TINJAUAN PUSTAKA            
Tanah merupakan sumber makanan bagi tanaman. Kandungan hara yang ada di dalam tanah sangat dibutuhkan oleh tanaman. Keberadaan kandungan hara bagi tanaman ini tentunya akan semakin menurun seiring dengan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu tanah memerlukan pemeliharaan yang cukup agar kesuburanya dapat terjaga dengan baik. Pemeliharaan yang dapat dilakukan antara lain dengan pemupukan, pemanfaatan irigasi, pengolahan yang baik, penggunaan pupuk dan pestisida yang teratur dan dengan menggunakan bibit yang unggul (Yuwono dan Roesmarkam ,2002).
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara  bagi tanaman.Bahan tersebut berupa mineral atau organik, dihasilkan oleh kegiatan alam atau diolah oleh manusia di pabrik. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman adalah: C, H, O (ketersediaan dialam masih melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro, kadar dalam tanaman > 100 ppm),Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro, kadar dalam tanaman < 100 ppm) (Nasih, 2010).
Berdasarkan senyawanya, pupuk digolongkan menjadi 2, yaitu  pupuk organik (contoh : kompos. Pupuk kandang pupuk hijau, guano), dan  pupuk an organic (contoh : ZA, Urea, TSP, KCl atau MOP). Berdasarkan pembuatanya, pupuk digolongkan menjadi 2 yaitu:  pupuk alam (contoh : pupk kandang, guano, rock phospate /RP atau batuan fosfat), dan pupuk anorganik (contohnya : Urea, ZA, KCl). Berdasarkan kandungan unsur hara, pupuk dikelompokan menjadi pupuk N, yaitu pupuk yang mengandung nitrogen (contoh : Urea (46-0-0)), ZA (21-0-0) atau ammonium sulfat), pupuk yang mengandung fosfat (contohnya : TSP (0-46-0), ESP (0-16-0). pupuk k yaitu pupuk yang mengandung kalium (contoh : KCl atau MOP (0-0-60), ZK atau kalium sulfat (0-0-50).
Pupuk berdasarkan metode pelepasan unsur haranya dibedakan atas : pupuk pelepasan hara cepat , yaitu pupuk yang dapat segera diserap tanaman karena mudah larut  (missal : Urea, ZA), dan  pupuk pelepasan unsur hara lambat (slow release fertilizer), yaitu pupuk yang lambat diserap tanaman karena kelarutanya rendah (misalnya : batuan fosfat atau RP, pupuk kompos, sulfur coated urea). Berdasarkan reaksi fisiologisnya, pupuk dikelompokan menjadi 3 yaitu : pupuk fisiologis masam, yaitu pupuk yang akan meningkatkan kemasaman tanah atau menurunkan pH tanah jika digunakan secara terus menerus, contoh : ZA /ammonium sulfat (NH4)2SO4, pupuk fisiologis basa, yaitu yaitu pupuk yang apabila di aplikasikan terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi lebih basa atau miningkatkan pH tanah (contoh :NaNO3 atau natrium nitrat), dan  pupuk fisiologis netral, yaitu pupuk yang apabila di aplikasikan kedalam tanah tidak menyebabkan perubahan kemasaman atau kebasaan tanah (misal NH4NO3 atau ammonium nitrat)
Berdasarkan jumlah unsur hara yang terkandung dalam pupuk, dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu :  pupuk tunggal (single ferilizer) yaitu pupuk yang hanya mengandung 1 unsur hara pokok saja (contoh : Urea (N), TSP (P), KCl (K), dan pupuk majemuk (compound fertilizer), yaitu yang mengandung lebih dari I unsur hara pokok, yang dibedakan menjadi : A) pupuk majemuk tidak lengkap(mengandung 2 unsur hara pokok, contoh nitro fosfsat (NP) dan B) pupuk majemuk lengkap (complete fertilizer) yang mengandung  unsur hara pokok (contoh : rustika yellow atau pupuk NPK),  pupuk campur (mixed fertilizer), yaitu pupuk yang mengandung lebih dari 1 unsur hara pokok dengan cara mencampur beberapa pupuk tunggal maupun pupuk majemuk tidak lengkap.
Dalam pembuatan pupuk campuran perlu diketahui grade pupuk dan ratio pupuk, grade pupuk merupakan persentase (%) kadar hara minimum dalam pupuk, unsur hara nitrogen dirupakan dalam bentuk N, hara fosfat dirupakan dalam bentuk P2O5, dan hara kalium dalam bentuk K2O. sebagai contoh, pupuk majemuk (15-12-10) artinya pupuk tersebut mengandung 15% N, 12% P2O5, dan 10% K2O. sedangkan ratio pupuk merupakan perbandingan persentase (%) nitrogen (N), fosfor (P2O5), dan kalium (K2O) daam pupuk campur, missal pupuk campur dengan grade 10-10-15 mempunyai ratio pupuk 2:2:3.

V. ALAT DAN BAHAN
1.      Pupuk Tunggal : pupuk N (Urea, ZA), Pupuk P (TSP, SP-36), dan pupuk K (KCl, ZK).
2.      Pupuk majemuk : pupuk NP, NK, PK, NPK, NPK +hara mikro
3.      Pupuk alternative dan pembenah : buatan fosfat (RP) kompos, pupuk kandang, pupuk hayati, guano, zeolit.

VI. CARA  KERJA
Pupuk  dan label yang tersedia diamati dengan seksama, kemudian dicatat hal-hal dibawah ini
1.      Sifat fisik, meliputi bentuk pupuk, ukuran butir pupuk, warna pupuk, higroskopisitas pupuk dan kelarutan pupuk.
2.      Sifat kimia, meliputi senyawa kimia pupuk, kadar hara pupuk, sifat fisiologis atau kemasaman pupuk.
3.      Keasaman pupuk, produsesn, tanggal pembuatan, kadaluarsa.
4.      Aplikasi: cara aplikasi dan takaran (dosisi, konsentrasi) pengguananya.
5.      Keretangan lain yang dianggap perlu.